Kenali Risiko Modifikasi Interior Mobil
Modifikasi merupakan salah satu cara mudah yang biasa dipilih untuk mempercantik dan menambah nilai dari suatu kendaraan. Tapi, modifikasi tanpa batas dan mengabaikan faktor keamanan dan keselamatan juga jangan sampai dilakukan. Termasuk modifikasi interior mobil.
Suryadi, Mekanik Astrido Toyota Jakarta, mengatakan, modifikasi interior bisa merugikan konsumen karena menyalahi kontrak dengan pemegang merek. Tanpa melakukan perhitungan yang matang hasil modifikasi justru bisa merugikan.
"Tidak terkecuali untuk modifikasi bagian interior. Jika ada fungsi yang terganggu, bisa menyebabkan garansi tidak berlaku lagi," jelas Suryadi, Mekanik Astrido Toyota Jakarta saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/6/2019).
Selain garansi, modifikasi interior mobil juga bisa menghilangkan fungsi satu fitur keselamatan aktif, yakni kantong udara alias airbag. Beberapa mobil kelas menengah saat ini sudah dilengkapi lebih dari dua airbag standar, ditambah di sisi jok (side airbag), hingga bingkai jendela (curtain airbag).
Hardianto pemilik rumah modifikasi spesialis interior Classic Car Interior, mengatakan, pelaku modifikasi interior wajib dilakukan oleh ahlinya, karena risiko besar akan menanti sang pemilik jika asal saja. Lebih parah, pemilik mobil justru harus mengeluarkan biaya tambahan lagi.
"Sekarang bengkel modifikasi interior itu banyak, tapi masih ada yang pengerjaannya tidak benar. Seperti benang untuk menjahit biasa digunakan juga untuk airbag, padahal setiap benang itu jenisnya beda-beda dan khusus," ucap Hardi.
Jika ini dilakukan, fungsi aktif airbag untuk melindungi pengemudi dan penumpang di dalam mobil malah bisa hilang, sehingga risiko fatal lebih besar.
Kemudian, risiko lain yang bisa terjadi jika melakukan modifikasi interior mobil adalah, mengurangi nilai jual beli kembali, yang biasanya jadi pertimbangan di segmen mobil bekas. Herry penjual gerai mobil bekas Taruna di Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengatakan, mobil dengan banyak sentuhan modifikasi cenderung sulit dijual kembali,
"Karena tidak semua pembeli suka dengan mobil yang sudah dimodifikasi, karena risiko rusak komponen terbuka lebar. Penjual mobkas juga rata-rata menyuruh pemilik untuk mengembalikan keadaan mobil ke semula (orisinil) kembali, setelah itu baru dijual supaya harganya tidak jatuh terlalu jauh," katanya.
Perlu diketahui, ketika mobil dilakukan modifikasi maka pemilik akan diberikan bahan atau setelan sebelumnya (yang asli). Sehingga ketika ingin mengembalikan kondisi mobil ke awal, bisa dilakukan. Namun tentu saja memerlukan biaya tambahan untuk melakukan hal tersebut.