Mengajak Fortuner Bermain di Habitat Aslinya

Uji ketangguhan Toyota Fortuner 4x4 VRZ di Kali Kuning Merapi

- Toyota Fortuner sejatinya memang lahir sebagai sport utility vehicle (SUV) yang bermain di segmen medium. Tak heran bila SUV bongsor ini pun sudah dilengkapi dengan ragam fitur mewah di kelasnya yang siap memanjakan pengendara dan penumpang.

Namun keberadaan ragam fitur mewah tersebut, bukan lantas menggurangi kemampuannya sebagai mobil yang selalu siap diajak berpetualang di segala medan. Apalagi untuk varian VRZ berpenggerak 4x4 seperti yang Kompas.com gunakan saat melakukan ekspedisi Merapah Trans Jawa 4.0 2019.

Perjalanan Merapah tahun ini memang sedikit berbeda, karena tim bukan hanya memantau dan mengulik seputar kesiapan infrastuktur jalur mudik saja, tapi juga mengulas beberapa tempat wisata menarik yang ada pada tiap kota.

Mulai dari melahap jalan sempit dan berliku menuju Danau Ranu Agung di Probolinggo, melintasi permukaan jalan rusak menuju Madakaripura yang merupakan air terjun tertinggi di Pulau Jawa, dan menerjang perbukitan ekstrem ke wisata alam Gumuk Reco di Semarang.

Tapi dari beberapa tempat yang dikunjungi, paling menantang ketika menyambangi kawasan wisata Lava Tour di Gunung Merapi. Pada lokasi ini, menjadi ajang pembuktian bagi Fortuner sebagai mobil SUV yang bukan hanya bisa diandalkan untuk onroad, tapi juga lintasan offroad.

Mengusung mesin GD 2.400 cc VNTurbo dengan tenaga 149 PS dan torsi puncak sebesar 400 Nm, Fortuner ditantang menerjang lintasan tanah berlapis debu erupsi bekas letusan menuju Kedai Kopi Merapi. Tak perlu ancang-ancang khusus, jalan tak rata dan bumpy bisa dilewati dengan mudah, bahkan fitur penggerak 4x4 pun sama sekali tak perlu digunakan, sementara posisi mode berkandara cukup dialihkan ke Normal.

Asupan tenaga di putaran bawah sudah cukup memberikan tenaga ke kaki-kaki untuk melangkah, maklum secara power mesin baru Fortuner memang lebih besar dari model sebelumnya.

Gundukan tanah pun tak menjadi masalah karena gorund clearance dari Fortuner sudah cukup tinggi, namun memang suspensi generasi baru Fortuner lebih empuk yang membuat guncangan sedikit terasa di dalam kabin.

Puas bedebu-debu, Fortuner pun kembali unjuk gigi bermain "basah" di Kali Kuning yang bercampur dengan lintasan koral. Tak butuh waktu lama bagi Fortuner menunjukan kemampuanya beraksi melibas beragam rintangan yang memang menjadi habitat aslinya.

Karena lebih menantang, mode berkendara kami ubah ke Power Mode agar tenaga bisa lebih padat saat pedal gas diinjak habis mulai dari putaran bawah. Sementara transmisi otomatis, digeser ke pengaturan manual untuk mengoperasikan ke gigi rendah.

Sekadar info, Fortuner yang kami gunakan masih benar-benar dalam kondisi standar pabrikan, bahkan roda pun masih asli tanpa ada yang diganti menggunakan pelek 18 inci dengan ban berukuran 265/65. Alhasil kubangan air setinggi 40-50 cm masih bisa dilahap habis oleh Fortuner.

Ketika pertama turun, sistem penggerak kami geser ke posisi 4H atau L4 untuk mengaktifkan keempat roda. Pada posisi ini, Fortuner tidak menemui kendala apapun melintasi beragam lintasan yang disediakan. Penasaran dengan kemampuan aslinya, maka penggerak roda kami pindahkan kembali ke posisi normal, ternyata hasilnya tak banyak berubah. Menggunakan penggerak 4x2 pun Fortuner masih bisa diandalkan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel