Jangan Gagal Paham, "High Mount Stop Lamp" Bukan Aksesori
- Hampir rata-rata mobil baru saat ini sudah dilengkapi dengan lampu rem tambahan di bagian belakang. Biasanya fitur yang disebut high mount stop lamp ini menemel di spoiler atau bagian kaca belakang mobil yang posisi berada di atas.
Lantas apa kegunaan fitur high mount stop lamp, karena mengingat secara fungsi sepertinya sama saja dengan lampu rem yang ada. Apakah hanya sekadar aksesori saja atau memang memiliki kegunaan lain.
Menjawab pertanyaan ini, Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak Suparna, menjelaskan bahwa high mount stop lamp bukan lah sebuah aksesori yang sengaja diadopsi oleh pabrikan, tapi memiliki fungsi yang tidak bisa dianggap remeh karena terkait masalah keselamatan.
"Memang banyak yang belum tahu, tapi secara fungsi berkaitan soal keselamatan di jalan raya. Jadi high mount stop lamp itu sebagai tanda bila mobil berhenti atau melakukan pengereman, posisinya sengaja berada di atas agar pengendara di belakang mudah memantau dan mengetahuinya dari jauh," kata Suparna kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Pada beberapa negara lain, menurut Suparna perangkat ini sudah menjadi sebuah fitur standar yang wajib dimiliki setiap mobil. Diharapkan dengan adanya high mount stop lamp mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas, terutama saat berkendara di jalan tol.
Dengan adanya high mount stop lamp, pengendara di belakang yang mungkin posisinya jauh, bisa mengetahui mobil di depannya sedang melakukan pengereman. Dengan demikian, pengemudi tadi bisa memiliki waktu yang cukup melakukan pengereman guna menghindari tabrakan dari belakang.
Walau memiliki kegunaan yang tidak bisa dianggap remeh, tapi Suparna mengaku bila sampai saat ini memang fitur tersebut kurang tersosialisasi dengan baik. Karena itu timbul persepsi bila high mounth stop lamp hanya sekadar perangkat pemanis saja. Apabila lampu tersebut putus, maka sebaiknya segera diganti mengingat fungsingnya yang cukup penting.
"Sebanarnya fitur ini seperti alat komunikasi atau pemberi sinyal bagi pengendara di belakang, jadi memang secara fungsi itu bukan masuk kategori aksesori. Di negara maju, fitur ini sudah wajib, tapi memang untuk di Indonesia perlu ada edukasi lagi bagi konsumen," ujar Suparna.