Kualitas Produk Jadi Jawaban Tantangan Ekpor ke Jepang
- Pemerintah mendorong produsen otomotif di Indonesia untuk meningkatkan jumlah ekspor produk mereka. Salah satunya dari produsen roda empat yang selama ini sudah mengirimkan produk-produk mereka ke pasar di Asia bahkan Amerika.
Aliansi Grup Toyota, lewat anak perusahaannya PT Astra Daihatsu Motor (ADM) dikenal cukup piawai memproduksi model-model bermesin kecil. Toyota Motor Corporation menunjuk ADM untuk menyuplai model-model andalannya, dan diekspor ke luar negeri, menggunakan merek Toyota.
Model-model seperti Toyota Town Ace, Lite Ace, Rush, Avanza, termasuk Wigo jadi andalan ekspor dari Indonesia.
Menurut Corporate Planning Division Head PT ADM Rudi Ardiman salah satu negara tujuan ekspor ADM adalah Jepang. Negara asal Daihatsu ini memberikan tantangan tersendiri kepada ADM agar produknya bisa lolos sampai ke Negeri Sakura tersebut.
Salah satunya kualitas harus sesuai dengan standar yang berlaku di Jepang. Tapi Jepang sebagai negara tujuan ekpor ini cukup masuk akal karena prinsipal ada di sana. Jadi soal perizinan, standarisasi, pemerintahan atau masyarakat di sana, prinsipal sudah paham, ucap Rudi ketika ditemui akhir pekan lalu.
Daihatsu Sirion Tampil Lebih Agresif di Negara Asal
Bila produk ADM sudah bisa sampai Jepang, ini memudahkan untuk tembus ke pasar otomotif lainnya di dunia. Menurut Rudi, tantangan pertama ADM dalam hal ekspor sebenarnya sudah dilewati dengan baik.
Produksinya sendiri dari kualitas, tidak dibedakan antara untuk lokal maupun ekspor. Karena kita multiproduk dengan satu line bisa memproduksi untuk domestik maupun ekspor. Seperti produk Rush dan GranMax, ucap Rudi.
Capaian Daihatsu
Rudi mengungkapkan pihaknya optimistis hingga akhir tahun kondisi pasar akan semakin baik. Saat ini total market share Daihatsu ada di angka 17,5 persen.
Dari sekian banyak produk andalan, mobil murah alias LCGC masih mendominasi penjualan dengan 38 persen. Untuk produk terlaris, Sigra menguasai 25 persen penjualan.
Kemudian ada produk seperti GranMax, pikap dan minbus yang penjualannya sekitar 29 persen. Kemudian mobil murah lainnya, Ayla penjualannya mencapai 13 persen.
Untuk tahun depan diperkirakan jualan akan tembus 1 juta unit. Ini melihat histori tiga sampai empat tahun terakhir kalau GDP di atas 4 persen biasanya di atas 1 juta, ucap Rudi.