Klarifikasi Mercy Indonesia Masalah Penyerahan Data Penjualan
PT Mercedes-Benz Indonesia Group akhirnya buka suara, terkait sikapnya yang tak lagi menyerahkan data wholesales sejak April 2017. Ini sudah menjadi perbincangan di industri otomotif dalam negeri sejak akhir tahun.
Roelof Lamberts, President & CEO PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia mencoba meluruskan, kalau sikap yang diambil oleh Mercy Indonesia adalah perintah dari Daimler pusat di Jerman. Mereka menyerukan kalau data penjualan lebih detail, tidak diperkenankan untuk di publikasi, seperti yang dilakukan Gabungan Industri Kendaran Bermotor Indonesia ( Gaikindo) di situs resminya.
Namun, Roelof mengakui kalau itu bertentangan dengan kebijakan Gaikindo, di mana mewajibkan anggotanya untuk menyerahkan data wholesales setiap bulannya. Mercy juga kemudian diberi waktu sampai Januari akhir untuk memberikan kepastian terkait persoalan tersebut.
Jadi latar belakangnya perbincangan ini adalah pada April 2017 Mercedes Benz Indonesia sebagai satu-satunya pabrikan berhenti memberikan data produksi wholesales maupun retail kepada Gaikindo. Namun, Daimler di Jerman yang mengklasifikasi informasi data tersebut sebagai sesuatu yang sifatnya rahasia, dengan demikian tidak dapat dipublikasikan, ujar Roelof dalam diskusi eksklusif dengan beberapa media, Selasa (6/2/2018).
Baca juga : Kasus Mercy dengan Gaikindo Terulang Lagi
Jadi ketidaksetujuan kami adalah pada publikasi data pada laman website Gaikindo, di mana asosiasi tersebut adalah bukan lembaga Pemerintah. Pasalnya, menurut kebijakan Daimler sendiri, hanya Pemerintah yang berwenang bersangkutan untuk melakukan publikasi data, tutur Roelof.
Karena itu pihaknya kemudian berkoordinasi dengan Gaikindo untuk membantu menghadapi permasalahan dan kekhawatiran tersebut. Bahkan pihak pemerintah melalui Kementerian Perindustrian sudah bersedia membantu memberikan solusi.
Menurut kami ada beberapa pernyataan yang tersebar dan menurut kami kurang tepat. Kami tidak pernah berhenti memberikan dan melaporkan data dan informasi, tapi memang tidak pada tingkat rincian dan level yang dinginkan Gaikindo, ungkap Roelof.
Kami menyediakan dan memberikan data secara langsung, misalnya ke Kementerian Keuangan yang menginginkan data tersebut. Kemudian juga secara agregat memberikannya data kepada Gaikindo, ujar Roelof.