Masukan dari Instruktur Indonesia buat Safety Riding di Jepang
- Aturan baru yang diterapkan oleh panitia "The 19th Safety Japan Instructors Competition 2018", justru menjadi tantangan terberat buat seluruh peserta. Banyak yang gagal atau tidak sempurna ketika menjalani pengujian keseimbangan dengan kecepatan rendah.
Kesulitan itu juga dialami oleh Fendrik Alam Pribadi, salah satu peserta asal Indonesia. Menurut dia, tidak ada masalah jika sebelum mulai kompetisi diberikan kesempatan untuk mencoba atau berlatih.
"Kita tidak diberikan kesempatan mencoba seperti di tantangan lain seperti slalom dan pengereman. Ini hanya dicontohkan satu kali, kemudian langsung mulai, jadi banyak yang salah," ujar Fendrik ketika berbincang dengan Kompas.com di Sirkuit Suzuka, Jepang, Kamis (18/10/2018) malam.
Kondisi ini, menurut juara dua di kelas 125 ajang Safety Japan Instructors Competition 2017 itu berbeda dengan 2017. Tahun lalu, tantangan ini tidak ada, dan masih bisa diterapkan atau berlatih lebih dalam di Indonesia.
"Safety Riding" di Indonesia Harus Setara dengan Jepang
"Karena ini baru, persiapan pun kami menjadi tidak maksimal. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi, dan seluruh peserta diberikan kesempatan untuk mencoba dulu sebelum bertanding. Banyak yang gagal, semua negara saya rasa tidak ada yang sempurna," kata pria asal Surabaya, Jawa Timur itu.
Agus Sani yang juga salah satu peserta asal Indonesia, mengatakan hal serupa. Menurut dia, tantangan baru ini cukup bagus, karena sesuai dengan kondisi nyata di jalan raya.
"Tetapi butuh persiapan lagi, semoga tahun depan juga ada perbaikan lagi sehingga menjadi lebih baik buat kami dan juga peserta lain," kata Agus di tempat sama.
Selain itu, untuk rintangan lain seperti ujian pengereman dan slalom tidak ada masalah. Persiapan di Indonesia pun sudah cukup matang, yaitu sekitar tiga pekan karantina untuk terus berlatih.
"Tetapi kami optimistis buat menjadi yang terbaik di ajang ini. Target kami harus lebih baik lagi dan podium tentunya," kata Agus.