Mitsubishi Outlander PHEV Mau Ikut Program LCEV?

Kompas.com menjajal SUV terbaru Outlander PHEV di pabrik Mitsubishi di Okazaki, Jepang.

- Mitsubishi pernah punya rencana menjual Outlander plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) di Indonesia. Bahkan beberapa tahun lalu, sempat diperlihatkan di pameran otomotif nasional di Tanah Air.

Namun, rencana itu tidak bisa terwujud karena terbentur oleh regulasi. Sport Utility Vehicle (SUV) itu tidak punya tempat untuk menyimpan ban cadangan. Pemerintah, terutama ketika uji tipe mengharuskan mobil yang diimpor harus dilengkapi dengan tempat ban serep.

Secara global, Outlander PHEV ini memang tidak punya tempat ban serep, karena ruangnya dipakai untuk menyimpan baterai. Meski sudah menggunakan jenis ban run flat tire (RFT), tetap tidak bisa dijual di Tanah Air.

Lantas, jika nanti program low carbon emission vehicle ( LCEV) sudah keluar, apakah MMKSI tetap membawa Outlander PHEV?

Presiden Direktur PT MMKSI Kyoya Kondo menjelaskan, masih menunggu Peraturan Presiden dan regulasi LCEV, untuk kemudian dipelajari, serta dilihat detailnya seperti apa.

Sulit untuk mengatakan iya atau tidak, yang pasti kami memang belum punya rencana konkret, kata Kondo akhir pekan lalu di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Selain Indonesia, mobil listrik berbasis SUV ini sudah di pasarkan di beberapa negara seperti di Jepang, Eropa dan Amerika Serikat (AS). Bahkan di benua biru itu penjualannya sudah mencapai 100.000 unit atau berarti 10 persen dari penjualan Mitsubishi di Eropa.

Negara yang paling banyak menjual Outlander PHEV adalah Inggris, diikuti Belanda di posisi kedua. Model ini juga laku di negeri skandinavia, seperti Norwegia dan Swedia.

Outlander PHEV memiliki dua sumber tenaga, yaitu mesin 2.0L DOHC MIVEC dipadu dengan motor listrik bertenaga baterai Lithium-ion bertegangan 300 volt dan berkapasitas 12 kWh.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel