Kemenperin Kali Ini Gandeng Toyota Riset Kendaraan Listrik

Toyota Prius Plug-In Hybrid.


Kerjasama riset dan studi bersama secara komprehensif, terkait pentahapan teknologi electrified vehicle di dalam negeri antara Kementerian Perindustrian, Toyota Indonesia dan enam perguruan tinggi negeri Indonesia, resmi disepakati, Rabu (4/7/2018).

Kegiatan ini bakal jadi masukkan buat pemerintah, dalam menerapkan kebijakan pengembangan kendaraan listrik, yang ujungnya target 20 persen untuk produksi kendaraan emisi karbon rendah (low carbon emission vehicle/LCEV) tahun 2025 bisa tercapai.

Pemerintah saat ini terus berupaya untuk mendorong pemanfaatan teknologi otomotif yang ramah lingkungan melalui program LCEV, kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara kickoff "Electrified Vehicle Comprehensive Study".

Pada implementasinya, Kemenperin berkolaborasi dengan sejumlah akademisi, termasuk Toyota Indonesia sebagai pelaku industri otomotif nasional, untuk memperkenalkan teknologi pengembangan kendaraan ramah lingkungan termasuk mobil listrik. Riset bersama ini dijadwalkan akan berangsung sepanjang 2018 sampai 2019.

Pembagian tugas kepada keenam perguruan tinggi negeri tersebut akan menjadi dua tahap. Pada tahap pertama, riset akan dilakukan bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Indonesia (UI). Selanjutnya, tahap ke-2, dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Udayana.

Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menuturkan, pihaknya mendukung kegiatan riset dan studi bersama yang diinisiaasi oleh Kemenperin.

Ini dilakukan buat memahami secara lebih menyeluruh aspek yang bisa memengaruhi pengembangan kendaraan elektrifikasi di Indonesia, terutama mengenai preferensi konsumen. Selain itu, dari sisi industrinya, meliputi rantai pasok serta kebutuhan infrastruktur pendukung.

Kami memberikan dukungan berbentuk penyediaan alat berupa kendaraan, data logger, charger, dan asistensi lainnya yang dapat dipergunaan oleh para peneliti dari universitas-universitas di Indonesia tersebut, ungkapnya.

Warih berharap dukungan yang diberikan TMMIN dapat membantu pemetaan kondisi dan kebutuhan riil pelanggan, termasuk kesiapan dan tantangan dalam mengembangkan industri dan infrastruktur kendaraan elektrifikasi di Indonesia sesuai arahan Kemenperin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel