Honda Mobilo Tak Naik Harga

Honda Mobilio Tipe E

- Meski telah memberikan penyegaran, namun PT Honda Prospect Motor (HPM) tetap mempertahankan harga lama dari Mobilio. Hal tersebut senada dengan apa yang dilakukan oleh Daihatsu dan Toyota ketika meluncurkan duet Avanza-Xenia beberapa waktu lalu.

Kondisi ini dipandang sebagai sebuah strategi dari pihak pabrikan, khususnya yang memasarkan MPV sejuta umat untuk bersaing dari segi harga serta menghadapi pendatang baru, layaknya Livina rasa Xpander.

Saat disinggung apakah Honda mengikuti jejak Avanza-Xenia yang tidak menaikkan harga, Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual HPM Jonfis Fandy, menepis hal tersebut. Menurut Jonfis, kebijakan tersebut bukan hanya baru kali ini saja diterapkan Honda.

"Sebelumnya CR-V juga tidak naik harga, jadi ini memang bukan pertama kita lakukan. Kalau bukan model baru masa kita naikan," ucap Jonfis kepada wartawawan beberapa waktu lalu di Jakarta.

Keputusan Honda tak menaikan harga Mobilio, diakui Jonfis juga diakibatkan karena unit yang terjual secara angka diklaim sudah cukup besar. Dengan demikian maka terjadi depresiasi yang sudah cukup menurun.

Jonfis menegaskan masalah penetapan harga yang sama dengan model sebelumnya untuk Mobilio 2019 bukan dilandasi faktor ikut-ikutan. Namun memang perusahan merasa Mobilio tidak perlu naik harga dengan pembaruan yang sudah dilakukan.

"Kita ingin berikan konsumen fitur terbaik yang menjadi value for money tapi harga bertahan. Kami bisa setting yang sangat kompetitif dari sisi harga dan suku cadan yang lainnya," kata Jonfis.

Sementara untuk model lain, Jonfis mengaku nantinya memang akan ada kenaikan harga. Tapi masalah tersebut lebih karena faktor harga dari bea bailk nama (BBN) dan kurs dollar Amerika Serikat.

Kondisi ini pun dianggap bukan hanya dialami Honda, namun juga ATPM lain. Namun bila dari faktor nilai tukar, menurut Jonfis revisi harganya tidak akan terlalu besar atau benar-benar mengikuti kenaikan pada dollar Amerika Serikat.

"Secara umum harga mobil akan naik, sekitar satu persen. Kami tidak benar-benar mengikuti kenaikan dari kurs, misalnya terjadi kenaikan sampai tiga persen kami tidak langsung ikutan tiga persen, namun secara bertahap," ucap Jonfis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel