Nasib All New Nissan Livina Bisa Seperti Model Lawas?
- Nissan Grand Livina pertama kali diluncurkan di Indonesia pada 2007. Sejak awal, multi purpose vehicle (MPV) itu dijual untuk membendung sang rival, Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia, yang saat itu mendominasi pasar di kelas low multi purpose vehicle (LMPV).
Nissan mencoba menawarkan beragam keunggulan kepada konsumen di Tanah Air, mulai pilihan mesin 1.5L dan 1.8L hingga fitur lainnya.
Namun, setelah berjalan kurang lebih 12 tahun, tepatnya awal 2019 ini posisi MPV itu digantikan oleh All New Livina. Sebab, secara tren penjualan Grand Livina terus menyusut, paling signifikan dimulai pada 2015 hingga 2018.
Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pengiriman Grand Livina dari pabrik ke diler pada 2015 mencapai 8.282 unit, selanjutnya 2016 turun menjadi 5.309 unit.
Beban Berat yang Dipikul Nissan Livina
Kemudian masuk 2017, penjualan sedikit naik menjadi 6.204 unit, dan anjlok lagi menjadi 2.437 unit pada 2018. Kini, posisinya digantikan oleh Livina yang berbagi platform dengan Mitsubishi Xpander.
Nissan yang beraliansi dengan Mitsubishi dan Renault itu mencoba berbagi platform pada model Xpander. Kehadiran All New Livina tentunya diharapkan bisa lebih baik lagi, sehingga bisa mengembalikan posisi Nissan ke daftar 10 merek otomotif terlaris di Indonesia.
Permasalahannya, apakah mampu Livina membangkitkan citra Nissan di Indonesia? Secara persaingan di segmen LMPV juga cukup ketat, karena mulai tahun ini semua merek yang bermain di kelas itu melakukan penyegaran, untuk menggairahkan pasar.
Ketika ditanyakan mengenai target penjualan Livina, Isao Sekiguchi, President Director PT Nissan Motor Indonesia (NMI) tidak mau memberikan datanya. Pria asal Jepang itu hanya mengatakan sebanyak-banyaknya.
"Tergantung permintaan pasar, kita lihat saja nanti bagaimana hasilnya. Saya juga baru tiga bulan berada di Indonesia, sehingga harus mempelajari dulu karakternya," ujar Sekiguchi di Jakarta Pusat belum lama ini.
Sekiguchi melanjutkan, paling penting Nissan akan melakukan starategi yang berbeda dibandingkan periode 4-5 tahun terakhir. Langkah tersebut dipercaya bisa menjadikan kondisi lebih baik lagi di masa mendatang.
Apabila melihat kembarannya, yakni Xpander secara target penjualan dipatok 5.000 unit per bulan. Hasilnya terkadang melebihi dari yang dicanangkan, yaitu bisa tembus 6.000-7.000-an unit per bulan.
Sepanjang tahun lalu, wholesales Xpander berhasil mencapai 98.946 unit. Lantas, mampukan Livina yang berstatus saudara kandung Xpander ini, punya performa penjualan seperti itu? Kita tunggu hasilnya.