Kencan Singkat dengan Mitsubishi Outlander PHEV di Marseille

Uji Mitsubishi Outlander PHEV di Marseille, Perancis

Indonesia sedang menyongsong teknologi terbaru di industri otomotif, yakni era kendaraan bertenaga listrik. Hampir semua pabrikan otomotif dunia sudah memiliki kendaraan listrik, meski dengan teknologi yang berbeda.

Salah satunya adalah Mitsubishi dengan teknologi yang disebut PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle). Prinsip dasarnya sama yakni menggunakan baterai dan motor listrik sebagai sumber tenaga, tapi dibantu dengan mesin bensin konvensional.

Pembahasan soal apa itu teknologi PHEV yang dimiliki Mitsubishi sudah dikupas sebelumnya. Untuk mengingat kembali, Outlander PHEV dibekali baterai untuk menyuplai dua motor listrik yang terhubung ke roda depan dan belakang, serta mesin bensin berkapasitas 2,4 liter untuk menyokong kinerja baterai bila dibutuhkan.

"Hal yang perlu diperhatikan, mesin bensin itu sama sekali tidak terhubung dengan roda. Jadi tugas mesin bensin itu untuk menjaga suplai listrik ke baterai. Roda depan dan belakang terhubung dengan dua motor listrik berbeda," jelas Ryuichi Kimura, Senior Manager Product Planning and Market Research Mitsubishi Motors Europe.

Motor listrik ke penggerak roda depan mampu menghasilkan daya 60 kw dengan daya jelajah 45 kilometer. Bila membutuhkan tenaga tambahan, ada motor listrik yang terhubung dengan roda belakang yang mampu menghasilkan daya 70 kw.

"Tidak ada sistem transmisi di Outander PHEV ini. Sistem transmisi untuk menambah tenaga, digantikan dengan suplai tenaga dari baterai yang diberikan motor listrik," jelas Kimura lagi.


Kompas.com menjadi yang beruntung bisa merasakan performa mobil yang diperkenalkan pada ajang Geneva Motor Show 2018, awal tahun ini. Perlu diketahui, Perancis adalah salah satu negara yang menggunakan konfigurasi sistem kemudi sebelah kiri.

Itu menjadi salah satu tantangan utama selain merasakan langsung teknologi PHEV, dengan mengemudi di jalan raya Marseille. Kondisi jalan memang relatif sepi, tapi tidak mengurangi kewaspadaan saat mengemudi, apalagi banyak warga yang naik sepeda di jalan raya.

Masuk ke ruang kemudi, kedan modern dan mewah langsung menyapa. Batang kemudi, door trim dan dasbor serta jok sudah berlapis kulit. Jok bisa diatur secara elektrik sesuai kebutuhan pengendara.

Tombol start-stop untuk menghidupkan dan mematikan mesin, injak pedal rem dan tekan tombol, mesin langsung menyala. Tapi tunggu dulu. Ini adalah mobil listrik yang suara mesinnya hampir sama sekali tidak terdengar.

Outlander PHEV tidak memiliki sistem transmisi. Tuas transmisi yang tersedia hanya untuk P (Parkir), N (Netral), D (Drive) dan R (Mundur). Sesaat setelah mesin hidup, pindahkan tuas ke D, dan mobil akan bergerak dengan menggunakan tenaga mesin listrik.

Entakan mobil yang dirasakan cukup bertenaga layaknya mobil mesin konvensional, tanpa gejala mesin lemot (loyo) di putaran bawah. Bila membutuhkan tenaga lebih untuk akselerasi, tinggal injak pedal gas dan sistem komputer akan mengatur alur tenaga dari dua motor listrik yang terhubung ke roda depan dan belakang.

Ada paddle shift yang tersedia di balik kemudi. Tapi jangan salah ini bukan paddle shift seperti pada umumnya untuk level transmisi. Paddle ini untuk sistem pengereman regeneratif, tersedia B1 sampai B5, yang fungsinya untuk mengubah energi hasil sistem rem disalurkan ke baterai sebagai penambah daya listrik. Mirip dengan sistem KERS pada mobil balap F1.

Sebagai sistem berkendara ada mode elektrik penuh, ada juga dengan mode hibrida paralel dan juga seri. Semua akan diatur secara komputerisasi sesuai dengan kebutuhan pengendara. Bila memerlukan tenaga tambahan, tinggal pencet tombol Sport, maka suplai daya ke motor listrik akan bertambah dan dikonversikan ke tenaga (kecepatan).

Mesin bensin yang bertugas menjaga suplai listrik dari baterai, mempunyai kapasitas tangki bahan bakar 45 kilometer. Bila dikonversikan, konsumsi bahan bakar mesin bensin itu mencapai 2 liter per 100 kilometer. Sementara baterai memiliki kapasitas 13,8 kwh, terdiri dari 80 cell dengan daya 300 volt.

"Outlander PHEV dirancang dengan konsep perpaduan antara karakter kendaraan murni listrik yang efisien, lembut dan tanpa suara, dengan ciri khas SUV yang tangguh, serta disempurnakan melalui teknologi penggerak empat roda S-AWC (Super All Wheel Control), yang safety dan stabil," lanjut Kimura.

Semua itu menghasilkan performa sebagai berikut; bila menggunakan mode EV mampu menjelajah sejauh 45 km, bila menggunakan perpaduan EV dan hybrid mampu menjelajah sejauh 655 km, konsumsi bahan bakar minyak hanya dua liter per 100 km, dengan maksimal kecepatan menggunakan mode EV 135 kpj.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel