Langkah Tepat Hadapi Perangai Emosional di Jalan Raya
- Kejadian yang melibatkan pengguna kendaraan dapat terjadi kapan dan dimana saja. Sempat heboh dengan pemukulan di jalan tol oleh oknum berstiker militer, lalu keributan juga terjadi di kawasan Harmoni, ketika sekelompok warga menghadang mobil yang masuk ke jalur busway karena menabrak motor yang berakhir dengan mobil tersebut ditabrakan ke separator busway.
Keributan-keributan tersebut bisa terjadi pada siapa saja. Lantas bagaimana bila kita berdiri sebagai pihak yang menjadi korban dan berhadapan dengan perilaku emosional pengguna jalan lain?
Defensive Driving Trainer Sentul Driving Center Rudy Novianto mengungkapkan hal pertama yang harus dilakukan jika berhadapan dengan individu maupun kelompok yang emosional di jalan adalah bertindak defensif.
"Tidak menyambut perangai orang tersebut, karena sebagai warga negara yang baik kita tahu soal hukum. Kalau terjadi seperti itu jangan di hadapi dengan emosi juga," ucap Rudy saat ditemui di sela kegiatan Goodyear, Kamis (30/8/2018).
Misal bermasalah dengan pengguna jalan lain, segera mencari penengah. Sebagai warga negara yang baik dan taat hukum, penyelesaian masalah dengan adu kekuatan bukan jalan terbaik.
"Cari petugas yang ada di sekitar. Misal di tol cari petugas jalan raya. Atau petugas kepolisian untuk menjadi penengah. Dibicarakan sesuai peraturan yang berlaku," ucap Rudy.
Langkah tersebut merupakan pemikiran paling logis saat berada di situasi tidak terkendali. Pengemudi juga tidak mengetahui bahaya apa yang mengintai bila meladeni emosi pengguna jalan lain, bisa jadi perangai tersebut berubah menjadi berbahaya karena membawa senjata tajam atau berbuat kekerasan.
"Bisa juga berdiam di mobil untuk meredakan situasi jika dianggap itu keputusan terbaik. Law before hand, tidak main pukul itu butuh kedewasaan batin. Itu tantangan terbesar, butuh kedewasaan mengemudi," ucap Rudy.
Jauh sebelum terlibat masalah, Rudy mengingatkan bagi pengemudi untuk tidak bersikap agresif. Perlakuan defensif driving perlu dilakukan untuk menghindari masalah-masalah dengan orang lain.
"Anticipative driving awareness. Kalau sudah sadar berkendara itu adalah pekerjaan berbahaya dengan lingkungan berbahaya, maka sejak awal sikap berkendaranya akan lebih waspada dan berhati-hati sehingga terhindar masalah," ucap Rudy.