Jasa Marga Bedah Puluhan Mercy untuk Lomba Evakuasi

Rongsokan Mercy jadi bahan lomba evakuasi Jasa Marga

- PT Jasa Marga (Persero) menggelar kompetisi pelayanan lalu lintas 2018 dalam rangka menyambut ulang tahunnya ke-40. Lomba yang difokuskan pada road rescue ini digelar di gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sentul, Jawa Barat, Selasa (27/2/2018).

Para peserta yang merupakan petugas rescue di seluruh ruas tol Jasa Marga, ditantang untuk mengevakuasi korban dengan cepat dan tepat. Menariknya, proses simulasi dilakukan dengan sebuah mobil rongsokan asal Jerman bermerek Mercedes-Benz.

Ketika dikonfirmasi, Vice President Divisi Operation Management PT Jasa Marga Bagus Cahya Arinta, mengatakan hal ini dilakukan agar petugas makin terampil saat mengevakuasi korban.


"Memang sengaja kita gunakan mobil ini ( Mercy) sebagai simulasi. Secara material, mobil ini lebih kuat dibanding merek Jepang. Bila sudah terbiasa, maka mereka akan lebih mudah menangani mobil reguler," ucap Bagus saat berbincang dengan Kompas.com di Sentul, Selasa (27/2/2018).

Baca : Respon Jasa Marga Tentang Mobil Masuk Lewat Exit Tol Slipi

Total lebih dari 10 unit rongsokan Mercy yang digunakan sebagai objek kompetisi. Secara kondisi memang hanya tinggal bodi dan roda saja, mesin dan komponen lainnya sudah hilang tanpa jejak.

Rongsokan Mercy yang digunakan juga beragam, mulai dari Boxer sampai New Eyes. Sementara proses simulasi dilakukan dengan beragam alat khusus yang menjadi perkakas tiap kendaraan rescue unit.


Mulai dari peralatan hidrolik seperti Spreader untuk merentangkan celah yang sempit, Cutter untuk memotong logam, Extension Rams yang berguna menstabilkan posisi mobil saat jatuh terguling. Selain itu ada Air Bag Kits, yang berfungsi untuk mengangkat beban berat dengan kapasitas hingga 25 ton.

Tiap masing-masing peserta diberikan waktu maksmial 30 menit untuk menyelesaikan proses evakuasi. Para petugas diminta menunjukkan inovasi dalam menyelamatkan korban, mulai dari pemilihan peralatan yang tepat, penanganan korban saat masih terjebak, strategi mengeluarkan korban, sampai memperhitungkan detail mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan.


"Intinya bukan hanya yang tercepat, tapi yang tepat penanganannya. Kita punya banyak alat, namun tidak berarti digunakan semua. Poin ini yang menjadi krusial, para petugas harus pandai memperhitungkan bagian mana yang perlu dipotong mana yang tidak, sektor mana yang harus didahulukan sehingga nyawa korban tertolong," ujar Bagus.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel