Korban Jiwa Tanpa Helm dan Ngebut Mendominasi 2017

Salah satu polisi wanita mengancingkan tali helm pengaman pengendara,sambil membagikan takjil berbuka puasa (31/05/2017)

Kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih menjadi momok menakutkan. Banyak dari pengendara juga meremehkan aturan lalu lintas, berujung mencelakakan diri.

Dari data yang dirilis Ahmad Yani, Direktur Pembinaan Keselamatan Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, angka kematian di jalan pada 2017 masih didominasi oleh perilaku lalai biker, terutama yang tak mau menggunakan helm.

Kami baru mendapat data baru. Pada 2017 lalu, korban meninggal akibat tidak menggunakan helm itu sekitar 5.000 orang, ujar Yani di sela acara Mini Road Safety Festival 2018, Sabtu (12/5/2018).

Yani mengatakan, korban meninggal terbanyak kedua karena kecepatan atau kebut-kebutan, bisa mencapai 4.779 jiwa.

Terlepas dari dua sebab fatalitas kecelakaan, ada juga perilaku buruk lain yaitu memainkan ponsel di jalan, di mana jumlah yang meninggal mencapai 30 orang. Memang tak banyak, tapi ini jadi peringatan kalau perilaku tersebut perlu ditinggalkan.

Ini biasanya teman-teman dari online, ojek online dan sebagainya, tercatat ada sekitar 30-an yang meninggal, ucap Yani.

Kemudian, tutur Yani, sekitar 307 orang meninggal karena tidak memakai sabuk pengaman di dalam mobil. Selanjutnya ada juga korban kecelakaan yang kehilangan nyawa, karena dalam kondisi mabuk, totalnya sebanyak 558 jiwa.

Itulah statistik, dan saya tidak mau kita menjadi bagian dari statistik ini. Karena itu kami melalui komunitas, bisa mensiasati bagaimana keselamatan itu kita intervensi dan bisa masuk ke semua kalangan, ucap Yani.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel