Langkah Awal Evakuasi Kendaraan yang Kena Tsunami

Warga berusaha menyelamatkan barang-barang dari rumah mereka yang runtuh akibat gempa bumi dan tsunami menghantam Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9/2018). Hampir 400 orang tewas akibat gempa yang disusul tsunami pada Jumat (28/9/2018).


- Bencana tsunami yang menguncang Palu, Mamuju, dan Donggala pada Jumat (28/9/2019) lalu bukan hanya menimbulkan kerusakan bangunan, tapi juga kendaraan bermotor. Bagi pemilik yang akan mengevakuasi kendaraan, khususnya mobil, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan.

Menurut Executive Coordinator Technical Service Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi, saat akan melakukan evakuasi secara proses tidak berbeda jauh dengan ketika terkena musibah banjir. Paling utama adalah tidak menstarter kendaraan, apalagi sampai menghidupkan mesin.

"Saat awal pemilik bisa cek kendaraan lebih dulu tapi jangan mencoba menstarter, karena kelistrikan sudah terendam ditakutkan ada sistem atau kabel yang berpotensi korseleting. Biarkan dalam kondisi mati dan segera derek ke bengkel," ucap Anjar saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (1/10/2018).

Anjar juga menegaskan agar pemilik kendaraan tidak nekad untuk menghidupkan mesin. Karena bila mobil sudah terendam air laut pasca-tsunami, maka potensi kerusakan pada komponen-komponen mesin cukup besar, hal ini karena air laut memiliki sifat korosi lebih cepat dibandingkan air biasa.


Mulai dari saluran intake, ruang bakar, bahkan sampai bercampur dengan oli mesin dan sistem transmisi. Karena itu, lebih baik langsung dibawa ke bengkel guna penanganan lebih lanjut.

"Paling utama sebenarnya masalah durasi, kita tahu air laut itu lebih cepat bikin korosi, jadi baiknya tidak terlalu lama mendiamkan mobil. Paling utama itu bawa ke bengkel untuk melakukan proses flusing atau pembersihan, semua sektor mesin dibersihkan termasuk pengecekan kondisi kelistrikan dan lainnya," ujar Anjar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel