Memahami Macet Jumat dan Efeknya yang Melelahkan
- Bagi sebagian orang, hari Jumat begitu ditunggu-tunggu. Besoknya adalah Sabtu dan Minggu yang artinya mengendurkan saraf tegang pasca-lima hari kerja. Dengan kata lain, besok waktunya liburan....
Namun, Jumat di sisi lain justru juga menakutkan bagi sebagian lainnya. Kata-kata "aduh kalau Jumat pasti macet" tidak jarang akan tersisip jadi alasan dan juga antisipasi, manakala, misalnya, mereka yang berkutat di Jakarta ini punya jadwal janjian meeting, janjian dengan teman, atau tujuan lainnya.
Macet ini terutama terjadi pada sore menuju malam atau masuk jam pulang kerja. Momen tersebut berulang, yang terekam dalam memori, entah dari rasa penatnya, rasa pegalnya, sampai "aroma bau panas mesin mobil saat sampai di rumah.
"Jumat malam berbeda karena orang bersiap-siap menyambut libur akhir pekan. Selain itu, waktu pulang juga berbarengan," ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Budiyanto.
Alhasil, semua orang akan berada di jalan secara bersama-sama dengan semangat bahwa esoknya adalah hari untuk liburan.
Baca: Jumat Malam Pasti Macet Parah, Kenapa?
Selain itu, padatnya arus lalu lintas saat Jumat di Jakarta juga terjadi karena kebutuhan akses bagi mereka yang bekerja di Jakarta, tetapi tinggal di kota-kota sekitarnya. Hari Jumat adalah hari untuk pulang ke rumah buat mereka.
Baca: Mengapa Setiap Jumat Macet?
Lelahnya terjebak kemacetan saat Jumat bukan hanya menguras fisik dan mental, melainkan juga menguras daya tahan mesin.
Panas yang ibarat menguar dari mesin menjadi pertanda kelelahan itu, yang sebenarnya memakan masa pakai pelumas. Artinya, pelumas menghitam sebelum waktunya, dan mesin pun bekerja hanya dengan cairan yang hitam tersebut.
Kenapa bisa begitu? Oli menghitam karena adanya oksidasi. Hal ini bisa terjadi antara lain karena cairan bahan bakar yang tidak terbakar sempurna menyusup masuk ke area pelumasan.
Sebab, hal itu terjadi secara terus-menerus, misalnya saat start-stop di jalanan macet kala hari Jumat, alias gas-rem, gas-rem berkepanjangan.
Kemunculan cairan BBM yang tidak terbakar ini berefek sangat serius pada performa pelumas. Kondisi ini disebut delusi bahan bakar, seperti dijelaskan lembaga analisis Labcheck Castrol.
Delusi bahan bakar ini bisa mengurangi kekentalan pelumas, sampai 5 persen. Jika seharusnya mesin mobil pakai pelumas dengan kekentalan SAE30, delusi ini menyebabkan performanya jadi setara SAE20 (lebih encer), tulis mereka.
Artinya, pelumas lebih encer membuat bagian mesin di ruang bakar makin rentan bergesekan langsung karena pelumasnya jadi tidak sesuai. Ujung-ujungnya, mesin pun jadi panas.
Gesekan langsung juga berarti siap-siap perbaikan besar pada mesin, yang terjadi lantaran kurangnya antisipasi saat start-stop, dan seringnya idling (mesin kerja terus, tetapi mobil diam di tempat) saat macet hari Jumat.
"Katakanlah dalam 100 persen masa berkendara, 20 persen di antaranya hanyalah idling," ujar pengamat senior di bidang lalu lintas, Nick Cohn, yang penjelasannya bisa ditonton dalam video "Castrol Magnatec Stop-Start Index" di YouTube.
Persoalan semacam ini yang menjadi perhatian produsen pelumas seperti Castrol. Mereka membuat pelumas khusus untuk menghadapi kondisi semacam itu, yang dinamai Castrol Magnatec Stop-Start.
Ini merupakan pelumas full synthetic dengan molekul pintar disertai self healing layer yang menempel serta membentuk lapisan perlindungan. Gunanya untuk memperbaiki sekaligus memberikan perlindungan ekstra pada mesin. Dengan kata lain, kelebihan istimewanya adalah mampu memberikan perlindungan menyeluruh.
Soalnya, peran molekul tersebut bisa memberikan pelindungan mesin 20 persen lebih baik pada kondisi berkendara berhenti-jalan (stop-start), sesuai problem yang dijelaskan Nick Cohn tadi.
Secara bersamaan, kekentalan dan fungsi pelumasan mesin pun tetap terjaga sehingga mesin lebih tahan terhadap panas. Spesifikasinya pun sesuai dengan yang direkomendasikan pada buku manual, yang informasinya lebih jauh bisa dicek .
Dengan cara itu, setidaknya berkurang satu kelelahan yang bisa terjadi lantaran macet Jumat. Kantong keuangan pun dengannya diusahakan bisa terjaga. Sementara itu, lelah fisik dan mental bisa dipulihkan saat hari Sabtu atau Minggu.