"Metal Treatment" Berbeda dengan Zat Aditif
- Metal treatment dan zat aditif adalah cairan yang kini cukup mudah dijumpai di toko-toko pelumas. Oleh konsumen, keduanya sama-sama digunakan untuk bahan campuran ke oli mesin. Meski ada kemiripan, ada perbedaan cara kerja kedua cairan ini saat dicampur ke oli.
Trainer dari Masyarakat Pelumas Indonesia (Maspi) Juergen Gunawan menilai zat aditif dapat mengubah kimia dan fisika yang terkandung di oli. Sebab zat aditif dapat meningkatkan kekentalan. Namun dengan kadar yang melebih batas. Sehingga malah berpotensi merusak mesin.
Baca juga : Jangan Sembarang Campurkan Zat Aditif ke Oli
Karena itu, Juergen menyarankan agar pemilik kendaraan tidak mencoba-coba menambah sendiri zat aditif ke oli. Apalagi hampir semua produk oli masa kini sudah dilengkapi dengan zat aditif. Saran inilah yang selalu disampaikan para produsen oli kepada konsumennya.
"Karena produsen oli juga diinformasikan oleh aditif maker supaya jangan ditambah-tambahin lagi aditifnya. Jadi harus sesuai dengan standar yang dibuat," kata Juergen kepada Kompas.com, Jumat (13/4/2018).
Menurut Juergen, sifat zat aditif tersebut tidak terjadi dengan metal treatment. Sebab jika dicampurkan, metal treatment tidak akan mengubah kimia dan fisika yang terkandung di oli.
Cairan ini tidak bisa meningkatkan kadar kekentalan. Namun lebih berfungsi untuk memperbaiki kondisi ruang mesin, seperti metal scratch (goresan di dinding mesin) maupun carbon deposit (penimbunan kerak karbon sisa pembakaran).
Baca juga : Cara Mengembalikan Performa Mobil Tua Tanpa Harus ke Bengkel
"Jadi fungsinya sebatas memperbaiki luka kemudian menahan gesekan," ucap Juergen.